Senin, 02 November 2015

Jika Allah sudah Berkehendak, siapa yang bisa menolaknya? Jika Allah sudah Mengizinkan, siapa yang bisa menahannya ?
Orang tua, keluarga, teman yang kita miliki sekarang adalah orang2 yang sudah Allah Pilihkan untuk kita.
Pertemuan dengan orang2 baru, yang kita sangka hanya kebetulanpun adalah Kehendak-Nya, atas Izin-Nya.
Kita boleh memilih untuk bertemu, dan dekat dengan siapa, tetapi Allah yang Menentukan dengan siapa kita kita dekat dan berbagi.
Ketika kita sudah menjalani kehidupan yang kita pilih, itulah takdir Allah.
Begitu juga sebaliknya, kehidupan yang tidak pernah kita pilih sebelumnya, atau bahkan yang kita benci, jika Allah Menghendaki, maka tak bisa kita tolak...
Bukankah takdir Allah itulah yg terbaik ?

Kamis, 17 September 2015

Bahkan bekas luka fisik pun kita tidak tahu. Seseorang yang berdiri di hadapan kita, boleh jadi di punggung, dada, lengan, paha, penuh dengan bekas luka fisik, tapi tertutup oleh pakaian, dan kita tidak pernah tahu.
Apalagi bekas luka hati. Kita lebih tidak tahu lagi. Seseorang di hadapan kita, selalu tersenyum, terlihat bahagia, boleh jadi penuh bekas luka di hati. Bekas-bekas luka yang memberikan pemahaman baik, dan kini membuatnya bahagia.
Ketika kita tidak bisa melihatnya, maka bukan berarti bekas luka itu tidak ada.
*Tere Lije repost

Kamis, 24 Oktober 2013

SEMPURNA = KAMU

Jika ada yang bertanya padamu
“Siapa wanita sempurna idamanmu?”
Mohon jawablah:
Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini
Kesempurnaan hanya ada di mimpi
Dan kesempurnaan mimpi hanya akan hadir
Jika aku mampu menerima kekurangan

Jika ada yang bertanya padamu
“Apakah kau sudah mampu memahami kekurangannya?”
Tolong jawablah:
Aku tak pernah selesai memahami kekurangannya, bahkan takkan…
Karena aku pun tak pernah selesai dari kekuranganku

Umpama ada yang bertanya lagi padamu
“Apakah kamu bahagia dengan semua itu?”
Harap jawablah:
Bahagiaku hidup dalam dua lembah sekaligus
Lembah kelebihan dan lembah kekurangan
Kala kuberhasil memadukan dua lembah itu
Kelebihan dan kekurangan tiada lagi berbeda
Bernapas dalam satu tubuh satu jiwa
Dan begitulah caraku bahagia


“Sayangku, sempurna itu kamu,” bisikku dalam lelapmu, tanpa pernah kau tahu…

Sabtu, 01 Juni 2013

BETAPA AJAL TIDAK MENGENAL USIA, JENIS KELAMIN, KETURUNAN, DAN LAIN - LAIN

Sudah hampir seminggu saya kehilangan adik sepupu saya, rezky rakasiwi. Tepatnya Minggu, 26 Mei 2013, dia  meninggalkan kami, karena kecelakaan motor. Gemetar, rasanya tidak percaya mendengar kabar dia sudah tiada. Masih terbayang2 suaranya, senyumnya... Adikku :(
Rasanya ingin segera terbang ke makassar sekedar ingin melihat jenazahnya. Bahkan sampai saat ini saya belum bisa mengendalikan air mata saya untuk tidak jatuh ketika mengingat dia.
 Kehilangan kali ini kembali mengingatkan bahwa tak ada yg abadi, semuanya akan kembali pada-Nya di waktu yang tidak pernah dapat diperkirakan oleh manusia...
Dia, saya, kamu, kita, siap tidak siap, kita akan mengalaminya...
Semoga Allah swt. Memberi kesempatan pada kita untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Amiiin !

Sabtu, 25 Mei 2013

Halo adik-adikku !
Bagaimana kabarnya ? alhamdulillah Luar biasa ya...
Perkenalkan namaku Sitti Rahmadani Saranani, tapi adik-adik bisa panggil saya Rara. Sekarang saya sedang menjalani tugas atau boleh dibilang profesi sebagai koas alias dokter muda. Siapa dari kalian yang bercita – cita menjadi dokter ? kebanyakan anak – anak ketika ditanyai cita-citanya, mereka menjawab “dokter”. Yap, sama halnya dengan saya...
Sejak tahu apa itu cita – cita, saya selalu menjawab “ingin jadi dokter”. Mungkin karena kelihatannya dokter itu berwibawa dengan jas putih dan stetoskopnya ya ? atau karena kelihatannya dokter itu bisa punya banyak uang, naik mobil mewah, bisa keluar negeri sesukanya ? atau... karena dokter bisa menolong orang yang sakit ? jawabannya baru saya dapatkan setelah kuliah di Fakultas kedokteran, terlebih sekarang, dimana saya bisa langsung memeriksa pasien....
Katanya untuk jadi dokter itu perlu biaya banyak ya ? itu anggapan yang salah ya adik – adik... memang tidak dipungkiri, untuk sekolah dan meraih cita – cita itu diperlukan pengorbanan, salah satunya ya biaya. Namun saya bisa menjamin kalau yang utama yang harus dimiliki yaitu kemauan yang keras dan usaha yang tekun, serta bertawakkal pada Allah swt.
Saya bukan anak orang kaya, bukan anak pejabat,  tapi saya tidak pernah berpikir untuk mundur dari cita-cita saya menjadi seorang dokter. Begitu lulus SMA, saya mendaftarkan diri mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau yang disingkat SNMPTN. Sebulan sebelum tes, saya mempersiapkan diri dengan mengikuti bimbingan belajar. Alhamdulillah saya diterima di Fakultas Kedokteran Unhalu.
Selama kuliah, tidak sedikit masalah yang saya hadapi, namun saya tahu saya punya banyak dukungan dari orang – orang di sekitar saya, utamanya mereka yang kelak akan membutuhkan tenaga dokter. Usaha dan doa, itu yang selalu saya andalkan, dan saya telah banyak membuktikan ungakapan “di mana ada kemauan di situ ada jalan“ apapun kendala yang saya hadapi, saya selalu berpikir kalau semua itu adalah cara Allah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih cerdas menghadapi masalah – masalah yang lebih berat nantinya, Inshaa Allah.  Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan kuliah dalam waktu 3 tahun 4 bulan, dimana seharusnya  S1 pendidikan dokter di Unhalu ditempuh dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
Selanjutnya saya menjalani co-assisstant atau dokter muda. Ini adalah salah satu tahap untuk memperoleh gelar “dr.”. jadi... pendidikan di kedokteran itu ada 2 tahap, tahap pertama yaitu pendidikan pre-klinik, yaitu kuliah di kampus beserta praktikum – praktikummya (anatomi, biokimia, fisiologi, patologi, histologi, dst). Pre-klinik ini ditempuh dalam 7 semester, atau 3 tahun 6 bulan. Namun bukan hanya mata kuliah kedokteran yang diprogram, tetapi juga mata kuliah umum lain seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama, Kewarganegaraan, Metodologi Penelitian, Filsafat ilmu, Teknologi dan Informasi, KKN dan skripsi, dsb. Setelah pre-klinik selesai, barulah diwisuda dan pengambilan janji sarjana kedokteran.
Dokter muda alias koas itu adalah sarjana S1 yang sedang mengambil profesi kedokterannya selama ± 2 tahun. Koas ini belum digaji. Kami ditugaskan di Rumah sakit dan dibimbing langsung oleh dokter spesialis. Tugas koas ini lebih berat dari zaman-zaman kuliah dulu. Kalau waktu kuliah, kami biasa tidur 4 -6 jam,  koas biasa tidur 1-3 jam saja atau bahkan tidak tidur sama sekali. Tapi semuanya menjadi tidak masalah jika dihadapi dengan ikhlas. Banyak hal yang saya dapatkan selama koas, mulai dari pelajaran bagaimana mengidentifikasi penyakit seseorang, bagaimana melakukan pemeriksaan, bagaimana memberikan pengobatan, tetapi juga banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari kehidupan pasien, dokter, dan tenaga medis lainnya di RS.  
 Sakit, sehat, dan kematian memang ketentuan Allah, seorang dokter hanya berusaha membantu pasien untuk sembuh dari sakitnya. Ada perasaan tercabik – cabik ketika keluarga pasien yang meninggal tidak bisa menerima kematian keluarganya. Tetapi ada kebahagiaan tersendiri saat seorang pasien sudah bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada kita karena merasa sakitnya telah berkurang. Ada semangat baru ketika seorang pasien yang dirawat atau keluarganya berkata “Dok, saya merasa sudah membaik walaupun dokter hanya datang mengukur suhu saya” Dan itu yang membuat saya bertahan hingga sekarang, bahwa masih banyak yang membutuhkan saya, dan saya masih ingin melihat senyum – senyum bahagia dari mereka, dan bilang “dokter, saya sudah baikan”
Bagaimana adik – adik ? semoga surat saya ini dapat memberi inspirasi ya... apapun cita-cita kalian, kejar terus, dan ketahuilah masyarakat dunia menantikan kalian 
Selalu semangat, berusaha dan berdoa !!!
Kalian mampu LUAR BIASA

Sabtu, 04 Mei 2013

wew... salah apa sampai subuh tadi sy tidur terlalu lelap sampai dak shalat. mungkin karena hari Sabtu (apa hubungannya coba?)
tp sudah tw telat bangun, tanpa rasa bersalah, spontan sj sy sempatkan diri online... dan dengan tidak biasanya sy memperhatikan pemberitahuan di facebook...  sesaat sy dikagetkan oleh kabar dr teman yg menuliskan di grup kalau ayahanda dr salah satu sahabat, Inez Tieneke, meninggal dunia td pagi. berasa terbang... bagaimana tidak, semalam waktu belliau menjemput Inez di RS,sy masih sempat ngobrol dg beliau. yaaa maklum, kami (sy dan Inez, red) adalah sarjana - sarjana yg hingga detik ini masih sj merepotkan org tua... khususnya ayah kami yg mau tidak mau, lelah, atau dalam keadaan apapun dengan senang hati menjemput kami...
kembali ke cerita tadi malam... beliau sempat berkata pada ayahku kalau dia tekut dikerumuni pasien gangguan jiwa... dan beliau berpesan agar kami tidak nekat memeriksa pasien yg masih dalam kurungan, karena bisa sj mencelakai kami...
masih jelas dalam ingatanku, wajahnya td malam... dan tiba2 dengar beritanya sdh meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun...
kematian memang salah satu rahasia Allah... semoga beliau diampuni dosa2nya dan diterima segala kebaikannya... dan saudariku yg ditinggal pergi bisa ikhlas dan melanjutkan cita2nya yg dapat membanggakan kedua org tuanya...
slamat jalan, Om....